Tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon

Kesenian Jawa Barat tidak hanya terkenal dengan Angklung, Wayang Golek dan tari Jaipong saja. Tari Topeng Cirebon pun turut mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ketenaran seni tari topeng tak lepas dari peran aktif sang maestronya yaitu alm. Mimi Rasinah.

Perjuangan dan pengabdiannya sebagai penari topeng Cirebon diapresiasikan kedalam film dokumenter yang berjudul “Rasinah: The Enchanted Mask” oleh sutradara internasional, Rhoda Grauer.

Sejarah Tari Topeng Cirebon

Kesenian tari topeng awalnya berasal dari kerajaan Jenggala Jawa Timur pada abad 11 Masehi. Tari Topeng dahulunya dibawakan oleh Wali Songo sebagai jalan dakwah penyebaran agama Islam di pulau Jawa.

Begitu pun dengan tari topeng yang ada di Cirebon ini yang awal mulanya diperkenalkan oleh Sunan Gunung Jati sebagai media dakwah di lingkungan keraton Cirebon.

Tari topeng diciptakan untuk menggambarkan karakter manusia saat berada dalam fase kehidupannya. Sesuai dengan namanya, para penarinya wajib mengenakan topeng. Penari topeng di sebut sebagai dalang karena membawakan tarian berdasarkan lakon karakter manusia.

Unsur-unsur yang terdapat di dalam tari topeng adalah penari (bisa dibawakan solo atau grup), gerakan tari didominasi tangan dan tubuh, alunan musik yang berasal dari gamelan, kendang, dan rebab.

Untuk menguatkan alur cerita, maka topeng di cat dengan warna biru dan merah sebagai gambaran karakter manusia. Topeng warna biru menggambarkan manusia dengan karakter yang lincah atau anggun. Sedangkan topeng berwarna merah menggambarkan sifat manusia yang dikuasai nafsu amarah.

Keunikan tari topeng Cirebon terletak pada jalan cerita yang menggambarkan fase kehidupan manusia yang masing-masing diwakili jenis topeng berikut ini:

Topeng Panji

Penari dengan sosok topeng Panji menggambarkan manusia saat baru terlahir yaitu dalam keadaan suci . Gerakan menari saat mengenakan topeng panji umumnya lemah lembut sesuai dengan karakter bayi.

Topeng Samba

Penari dengan menggunakan topeng Samba mewakili sosok manusia saat masih kanak-kanak. Di sini pada umumnya penari melakukan gerakan dengan penuh penuh kelincahan dan kelucuan sesuai karakter anak-anak.

Topeng Rumyang

Tarian dengan memakai topeng Rumyang menceritakan tentang sosok manusia saat memasuki kehidupan remaja atau telah akhil balig. Gerakan saat mengenakan topeng Rumyang biasanya bergerak lincah dan bebas sesuai karakter remaja.

Topeng Tumenggung

Penari dengan topeng Tumenggung menggambarkan sosok manusia saat dalam tahap dewasa. Gerakan tari mengarah kepada sifat kewibawaan , tegas dan penuh rasa hormat.

Topeng Kelana

Menari dengan sosok topeng Kelana merupakan gambaran manusia saat dewasa dengan karakter dasarnya yaitu bersifat iri hati, ambisius, serakah, egois, dan menuruti nafsu amarah.

Namun sayang pertunjukan tari topeng Cirebon sudah jarang di gelar. Entah kapan pemda setempat meramaikannya kembali tanpa menunggu ada perhelatan di keraton-keraton dan pagelaran budaya Cirebon.

You May Also Like

About the Author: Manasuka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *